Wirawan Trunodipo

Just Another Words for Press

PERILAKU KERJA PRESTATIF – Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Posted by Teddy Wirawan Trunodipo pada Agustus 13, 2009

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang peluang yang ada dipasar.

Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya. Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita.

Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik.

Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.

Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
1. Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat,
2. Yu : berani, ksatria,
3. Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
4. Re : bersikap santun, bertindak benar,
5. Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,
6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.

Begley & Cjazka, (1993) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi tersebut dalam 4 kategori, yaitu :
1. Karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan)
2. Karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan
3. Karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi
4. Pengalaman dalam kerja.
Dessler, (1994), membagi komitmen organisasi dalam 3 (tiga) faktor, yaitu :
1. Kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi
2. Keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi
3. Keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi

Meyer dan Allen (1991) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi yaitu sebagai suatu konstruksi psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi tersebut anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi.

Penelitian dari Baron dan Greenberg (1990) menyatakan bahwa komitmen memiliki arti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan di mana individu akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di perusahaan tersebut.

Tiga dimensi utama dalam komitmen menurut Meyer & Allen (1997) adalah,
1. Affective commitment – Komitmen dipandang merefleksikan orientasi afektif terhadap organisasi; Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan untuk selalu afektif terhadap organisasi (Allen & Meyer, 1997).

2. Continuance commitment – Pertimbangan kerugian jika meninggalkan organisasi; Continuance commitment berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut untuk seterusnya bahkan selamanya (Allen & Meyer, 1997).

3. Normative commitment – Beban moral untuk terus berada dalam organisasi; Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut dengan satu maupun berbagai alasan atau motivasi pribadi (Allen & Meyer, 1997).

Sumber :
Modul Kewirausahaan SMK ditulis oleh Dr. Suryana, M.Si
http://rumahbelajarpsikologi.com/komitmen-organisasi/oleh Karina, SPsi.
http://wangmuba.com/2009/03/05/faktor-faktor-komitmen-organisasi/Oleh WangMuba
http://www.psikomedia.com/Author : Ryan/Published : 2009/03/14


DOWNLOAD MATERI

4 Tanggapan to “PERILAKU KERJA PRESTATIF – Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab”

  1. Dangstars said

    Wirausaha…
    cocok artikelnya untuk bahan pertimbangan..Teroimakasih

  2. Dwi Prihanto said

    SemogaPak Iwan bisa menyajikan materi studi kasus kewirausahaan sebagai bahan kajian mahasiswa dalam perkuliahan terkait. Trimakasih

  3. imam s said

    terima kasih pak wirawan atas artikel-artikenya, sangat membantu saya dalam menularkan virus-virus wirausaha …..

  4. […] bisa berarti banyak hal. Anda bisa baca selengkapnya disini, saya rasa sudah bisa memberikan gambaran secara lengkap apa itu komitmen. Mereka yang berkomitmen […]

Tinggalkan komentar